Minggu, 08 Februari 2009

Assalamu’alaikum wr.wb.
Dari Musholla Menuju Hutan Lestari
Oleh : Sepriani Jome’
(sepri_jundi@yahoo.co.id)
Musholla merupakan tempat yang asing bagi sebagian manusia di muka bumi ini dan menganggap bahwa itu adalah hanya sebuah hal yang kecil dan tidak penting untuk dilirik. Lain halnya dengan mol dan tempat-tempat hiburan lainnya yang hampir semua orang dimuka bumi ini menganggap bahwa itu adalah sebuah hal yang sangat istimewa. Tetapi tidakkah kita sadar bahwa sesungguhnya perubahan besar itu dimulai dari hal-hal yang kecil. Jangan pernah meremehkan hal - hal yang kecil. Hal - hal kecil bisa mendatangkan kemenangan besar dan sebaliknya bisa pula mendatangkan kerugian yang besar. Secara alamiah sebenarnya banyak contoh sudah Allah SWT tunjukkan kepada manusia bahwa betapa sesuatu yang kecil sangat berpengaruh pada hal-hal yang besar. Sehingga tidak berlebihan ketika saya mengatakan bahwa ketika Anda punya sebuah mimpi besar maka mulailah melakukan dari hal terkecil ketika Anda bangun. Langkah kecil adalah misi dari sebuah visi yang besar.
Sebagai contoh kecil yang bisa kita lihat perputaran tata surya dalam hal ini adalah planet-planet ketika bergeser setengah mili saja akan berakibat fatal atau ketika kita mencoba menyelami sisi biologis manusia mungkin kita tidak pernah menyangka sebelumnya bahwa mitokondria yang ukurannya hanya beberapa mikron adalah “the power house of cell” yang memungkinkan setiap sel manusia bisa berfungsi menunjang jaringan, organ, sistem organ sampai menjadi bentuk manusia seperti sekarang ini.
Terkisah dalam sebuah perjalanan yang fenomenal milik Rasulullah dan para sahabatnya, bagaimana mereka mengaktualisasikan mimpi - mimpi besar mengubah sebuah peradaban dengan kerja - kerja kecil yang visioner. Tergambar dengan jelas terwujudkan keindahan ajaran Islam pada setiap aktivitas mereka, sehingga nilai - nilai yang terbangun begitu membekas dan telah menjadi variabel yang sangat berpengaruh dalam kehidupan mereka. Dalam sebuah riwayat pertempuran
digambarkan ternyata siwak bisa menjadi sebuah penghambat dalam memperoleh kemenangan. terlupakannya siwak oleh para sahabat ternyata dianggap sebagai penyebab sulitnya menembus benteng lawan. Atau pada beberapa kisah lain digambarkan bagaimana seorang panglima perang seperti Shalahuddin Al Ayyubi berkeliling mengecek setiap tentaranya untuk mengetahui siapa saja yang melakukan Qiyamul lail untuk kemudian diajak berperang keesokan harinya. Bagaimana salah seorang sahabat yang dipilih menjadi seorang panglima perang hanya karena tidak pernah meninggalkan Qiyamul lail. Atau bagaimana cerita Umar yang menginfakkan kebun yang sudah ia bangun sekian lama hanya karena terlambat takbiratul ihram bersama Imam di masjid. Serta masih banyak kisah lain yang saya pikir bahwa anda lebih banyak tahu daripada saya yang masih haus akan ilmu.
Intinya adalah bagaimana sebuah proses pencapaian sangat diperhitungkan jauh melebihi hasil - hasil yang akan dicapai. Karakter yang terbangun pada diri para sahabat adalah mengutamakan proses - proses yang berkualitas walaupun yang terlihat kecil dan sepele bagi kebanyakan orang. Mereka menyadari bahwa hasil yang besar tidak akan tercapai optimal tanpa proses yang benar. Karakter ini cukup bertolak belakang dengan kondisi kebanyakan orang saat ini. Orientasi hasil lebih dikedepankan dibandingkan proses. Sehingga tidak jarang proses yang menghalalkan segala cara dan menggadaikan idealisme lebih dipilih guna mencapai tujuan yang dihasilkan. Karakter lain adalah orang - orang yang cuma bisa bermimpi tanpa aktualisasi gerak untuk mencapainya. mereka penuh dengan ide - ide besar tapi hanya sebatas lintasan angan dan konsep yang berserakan. Ketika dihadapkan pada kondisi nyata, mereka menyerah dan dikalahkan oleh buaian mimpi yang dalam.
Bila kita membuka lembaran perjalanan pengelolaan Hutan di Indonesia maka sebagai seorang rimbawan tentunya sangat miris, terlebih sebagai rimbawaan muslim. Rahmatan lil ‘alamin yang harusnya dihadirkan pada sektor kehutanan justru lebih banyak mendatangkan kesengsaraan bagi rakyat. Lemahnya sistem dan pengelola kebijakan menurut saya menjadi faktor yang utama dalam andil kerusakan hutan di tanah air. Kapitalisme yang sudah cukup mengakar dalam pengelolaan kehutanan Indonesia telah menyebabkan eksploitasi besar - besaran tanpa mempertimbangkan keseimbangan dan kelestarian lingkungan. Orang - orang tertentu muncul “sebagai penguasa hutan” ketika pada saat yang sama rakyat tidak mendapatkan kemakmuan yang memadai dari sumber daya hutan yang melimpah. Ini tentunya bukan wajah pengelolaan yang diharapkan.
Akhir - akhir ini semakin sering kita mendengar kata “Syariat Islam”didengungkan sebagai sebuah solusi pengelolaan hutan. Hal ini tentunya patut menjadi sesuatu yang sangat kita syukuri. Ini menandakan adanya proses pemahaman dan penyadaran pada masyarakat kita bahwa tidak ada yang lebih baik selain sistem Islam. Kondisi ini tentunya harus segera kita respon sebagai sebuah wujud cita-cita bersama. Saudara sekalian, ini adalah cita - cita besar kita. Lalu cukupkah hanya dengan bercita-cita? sekali lagi tidak! Sebaik apapun sistem yang kita cita-citakan hanya akan menjadi mimpi yang terkunci tanpa kita mulai mengaktualisasikannya. Pengelolaan Hutan dengan Syariat Islam tentu hanya akan sekedar jadi label, jika tidak diwujudkan. Bahkan mungkin ada yang bertanya balik kepada kita. Apa yang bisa Anda lakukan dengan Syariat Islam? Benarkah Hutan Kita bisa lebih baik? mana buktinya? yang terlontar hanya nada-nada apatis.Sekali lagi, jangan pernah remehkan hal-hal yang kecil. Sehingga kalimat kuncinya adalah “memulai dengan perbaikan”. Dan pemegang kucinya adalah Anda dan Kita semua yang punya cita - cita yang sama.
Perbaikan apa yang bisa kita lakukan ? Kenapa Anda masih menanyakan hal ini? Ingat ada banyak hal kecil yang bisa dilakukan untuk tujuan besar ini. Terkait permasalahan ini, secara khusus saya ingin menyoroti teman - teman yang biasanya aktif dalam kegiatan keislaman, aktif sebagai pengurus musholla atau masjid kampus. Lebih khusus lagi yang bertitel calon Rimbawan. Walau bagaimanapun anda adalah generasi - generasi harapan yang nantinya akan mengaktualisaikan ilmu masing - masing pada medan hutan yang terhampar di bumi Indonesia. Bila kita berkaca pada perjuangan Rasulullah SAW, maka masjid adalah basis gerakan dalam melakukan perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik. Sehingga keberadaan masjid dan musholla di kampus adalah basis awal yang diharapkan mampu menempa intelektual muda yang nantinya akan terjun ke medan keilmuannya masing - masing (termasuk kehutanan).
Bila kita kembali pada kaidah “hal kecil menuju hal besar” maka saya ingin menganalogikan wajah “pengelolaan musholla” dengan “pengelolaan hutan ke depan”. Boleh jadi bagus tidaknya cara Anda mengelola musholla akan mencerminkan kinerja ketika sudah berhadapan dengan rimba belantara. Hal - hal kecil yang coba Anda bangun sekarang adalah sebuah tempaan karakter masa depan. Sekarang mungkin Anda akan berhadapan dengan perbaikan karusakan fasilitas musholla, tapi di tahun - tahun mendatang Anda harus memperbaiki kerusakan hutan. Bila sekarang Anda sibuk membenahi penyediaan air untuk musholla, maka ke depan ada akan dihadapkan dengan penanganan DAS dan penanggulangan banjir. Analogi yang saya sampaikan mungkin sangat kecil, tapi Insya Allah sangat menentukan, terutama dalam pembentukan karakter manusianya. Jangan bermimpi melakukan hal besar jika hal yang kecil saja tidak terselesaikan.
“Perbaikan” berarti bergerak. Tentu kita tidak ingin cita - cita pengelolaan hutan yang rahmatan lil ‘alamin hanya menjadi mimpi tanpa kita mencoba untuk bangun menggapainya. Semua tentunya perlu proses yang panjang, sehingga perbaikan kecil yang kita lakukan adalah simpul - simpul yang akan mengokohkan bangunan cita - cita panjang yang kita perjuangkan. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubahnya (Ar Ra’du : 11). Karenanya bergeraklah dengan Perbaikan. Dari hal kecil menuju cita - cita besar. Dari musholla menuju hutan Lestari. Insya Allah.
Wallahu’alam
(hijaubumiku-sefrhi85.blogspot.com)

Rabu, 21 Januari 2009

Engkau Slalu Kukenang



Pahlawan Tanpa Tanda Jasa



“Innalillahiwainnailaiirojiun, telah berpulang kerahmatullah ayahanda guru kita JAHIDIN S.Pd, mg amal ibadahnya diterima disisiNya.tolong sebrkan ke teman-teman yang lain” kalimat inilah yang ada di inbox hp sony Ericsson J200 milikku yang kubeli sejak awal masuk dikampus merah ini sampai sekarang, ya hitung2 sekitar ±4,5 tahun yang lalu.. Saat aku membaca sms sosok beliau yang terlintas dikepalaku., beliaulah yang sering memberikan motivasi belajar buat kami semasa SMA. Saat mengajar tidak jarang beliau memberikan kami gambaran-gambaran akan pentingnya pendidikan, selalu memberikan motivasi untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Beliau menyadari bahwa anak-anak dari kampung seperti kami sangat haus akan ilmu, apalagi teknologi dan pengetahuan. Tawa beliau memberikan sprit baru bagi kami murid-muridnya. Seingat aku sosok beliau tidak pernah marah pada saat mengajar walaupun kami sering membuat kegaduhan dalam kelas, apalagi kalau jam-jam terakhir, aku dan teman-temanku sudah banyak tingkah ada yang tidur, saling cerita, saling kirim-kirim sms lewat kertas karena pada saat itu belum ada jaringan yang masuk didaerah tempat tinggal aku jadinya tidak ada yang punya handphone. Tetapi beliau tetap semangat mengajari kami dan memberikan kepada kami hal-hal yang lucu sehingga yang tadinya banyak tingkah akhirnya segar lagi menerima pelajaran.
Beberapa bulan yang lalu beliau terbaring di Rumah Sakit Wahidin, yang kata dokter penyakit yang diderita oleh beliau adalah penyakit terganas didunia “Kanker”ya penyakit itulah yang mendera beliau selama bertahun-tahun. Saat itu saya menjenguk beliau bersama dengan beberapa teman-teman dari SMAku. Senyum beliau menyambut kami dan mempersilahkan kami duduk diruang tempat ia terbaring. Walaupun rasa sakit mendera beliau tetap semangat bercerita dengan kami dan rasa bahagia terpancar diwajahnya saat murid-muridnya 4 tahun yang lalu kini menjadi mahasiswa. Aku dan teman2ku memperkenalkan diri beserta dengan fakultas dan universitas kami, kami bisa merasakan kebahagiaan beliau dengan keberhasilan kami masuk diperguruan tinggi. Tak henti-hentinya beliau mengungkapkan rasa kagumnya kepada kami anak-anak muridnya, ya mungkin itu adalah keberhasilah beliau dalam mendidik kami dibangku SMU dulu.
Kini sosok beliau telah dipanggil oleh yang Maha Kuasa, semoga amal-amalnya diterima disisiNya. Hanya do’a yang dapat keupersembahkan untukmu wahai guruku, keikhlasan dan ketulusanmu dalam membagi ilmumu tidak akan kami lupakan dan mudah-mudahan enjadi saksi dihadapan ALLAH swt…Engkau kan kukenang selalu…

Sefrhi_85, Januari 2009

Minggu, 18 Januari 2009

Tanaman Obat Jerawat



Tulisan ini kupersembahkan untuk saudara-saudaraku yang mengalami masalah diwajah (Jerawat) dengan ksadaran bahwa hal itu sangat membuat penampilan kita ng'pede, ya jelaslah soalnya orang jerawatan mendapa persepsi yang penyebab sampai ada jerawat kalau orang kesehatan yang ng' masalah paha betul tentang sebab timbulnya jerawat tapi kalau kita temui ibu2 atau teman sebaya atau bahkan sahabat yang dekat dengan kita (he..he..he..)tentu dengan tanggapan yang macam-macam n tentunya tanggapan yang tidak kita inginkan. olehnya itu daripada beli cream, facial n entah apalah namanya itu kan mengeluarkan uang yang ng'sedikit, makanya tips sederhana hadir buat kita, so baca n aplikasikan...

Jerawat adalah suatu kondisi kulit dimana terjadi penyumbatan kelenjar minyak pada kulit disertai infeksi dan peradangan yang lazim pada anak remaja. Jerawat dapat timbul di wajah, dada, ataupun punggung. Banyak cara untuk mengatasi jerawat dan beragam obat ditawarkan untuk mengatasi gangguan kulit yang satu ini.

Dalam bukunya 'Tanaman Obat Penyembuh Ajaib', Herminia de Guzman Ladion mencoba menawarkan cara-cara alami untuk mengatasi jerawat.
Satu cara yang dapat menanggulangi munculnya jerawat adalah dengan hidroterapi --terapi air.
Penderita jerawat dianjurkan untuk mencuci muka dengan air hangat dan gunakan sabun lembut 3 kali dalam sehari. Uapi wajah selama 15 menit setelah dicuci, sekali setiap hari. Jangan menyentuh wajah dengan jari dan jangan memencet jerawat dengan jari. Minum banyak sari buah dan air putih. Tidur cukup, minimal 7 jam sehari dan kurangi atau kalau bisa hindari makanan bertepung, mengandung gula, coklat, dan kacang serta konsumsi banyak buah dan sayur.

Beberapa Tanaman dan buah juga dapat digunakan sebagai obat penyembuh jerawat, diantaranya pepaya, jeruk kasturi, lidah buaya, dan daun romero.
-Pepaya masak (Carica Papaya) dan Sari Jeruk Kasturi (Citrus)Campurkan 3 sendok pepaya masak yang sudah
dihancurkan dengan 1 sendok makan sari buah jeruk kasturi.Tempelkan campuran tersebut pada wajah yang berjerawat setiap kali setelah mencuci wajah. Biarkan hingga 30 menit dan cuci kembali dengan air hangat. Jika anda tidak mengalami kesulitan, anda dapat membiarkan campuran itu sebagai masker sepanjang malam.
-Lidah Buaya (Aloe Barbadensis Mill)Kupas kulit daun lidah buaya berukuran sedang. Gosokkan sarinya pada wajah setiap kali selesai mencuci wajah dengan air hangat. Dengan perlakuan yang sama dengan masker dari pepaya dan jeruk kasturi, anda dapat membiarkannya sepanjang malam jika anda tahan.
-Daun Romero (Ros Marinus Officianalis)Hancukan 5 helai daun dan peras sarinya. Bubuhkan sarinya pada wajah setelah mencuci wajah dengan air hangat. Biarkan sepanjang malam.Jika anda teratur merawat wajah dengan bahan-bahan alami seperti di atas, niscaya anda akan mendapatkan wajah yang bebas dari jerawat dan segar sepanjang hari.

Sumber: Hariyadi Blogspot
sefrhi _85, 19 Januari 2009





Senin, 05 Januari 2009

Samaenre Village

Hujan mengguyur kota Makassar, namun bukan penghalang bagi kami untuk membulatkan tekad menuju ke tempat penelitian yang letaknya ± 110 kilometer dari Makassar, tepatnya di Desa Samaenre , kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Dalam perjalanan sungguh banyak duka yang kami temui dengan berjam-jam menunggu mobil sasaran Samaenre. Sudah hujan deras, lapar, ngantuk dan mobilpun tidak kunjung datang dan yang paling menjengkelkan adalah pak polisi yang terus berdiri disamping kami layaknya patung yang manunjuk sana sini, dengan wajah yang sangat mengerikan , uh hanya rasa kesal yang ada. Akhirnya setelah berjam-jam menunggu kami pun berangkat meninggalkan kota Makassar.

Pukul 17.30 kami sudah sampai di ibukota Kecamatan Mallawa artinya masih ada sekitar 10 kilometer lagi yang kami harus tempuh untuk sampai di Samaenre. Air hujan pun semakin membasahi kami. Berkat pertolongan ALLAH swt akhirnya kami berangkat dengan menaiki mobil pick-up milik warga disana. Kami pun merasa lega walaupun kedinginan tak terenyakkan tapi setidaknya tidak jalan kaki untuk sampai di Samaenre. Dalam perjalanan kami melewati hutan dan perkampungan, ya lumayan jalannya sudah agak bagus.

Pukul 18.30 Alhamdulillah sudah sampai di tempat yang kami tuju, Samaenre , menginap dirumah penduduk yang ada disana, kebetulan anaknya satu kampus dengan kami. Dan di rumah inilah kami menginap selama 10 hari lamanya tapi terasa 1 bulan bagiku.

Hari-hari kami disana digunakan untuk jalan – jalan disepanjang desa ini sambil mengamvbil sampel tentunya. Siapa sangka ternyata di pedalaman ini terdapat potensi sumber daya alam yang luar biasa tapi belum dikelola dengan baik. Desa yang sangat indah melebihi perkotaan kalau bisa dibilang. Letaknya sangat strategis, penataan dan bentuk rumah penduduk arsitektural. Ditengah-tengah ada lapangan seukuran 1 lapangan sepakbola yang dikelilingi oleh jalan raya dan rumah penduduk yang tertata rapi. Di sudut utara lapangan ada bangunan sekolah dasar, disudut selatan ada puskesmas , mesjid dan kantor desa. Rumah-rumah penduduk yang ada dibelakang terdapat lorong yang rapi dan di sebelah kiri kanan lorong terdapat deretan rumah..indah sekali menurutku. Dibelakang pemukiman terdapat sawah tersusun rapi. Antara petak 1 dan petak lainnya dipisahkan oleh pematang. Terlihat jejeran padi nan hijau dan disela-selanya terdapat rumah-rumah kecil tempat persinggahan pak tani jika terasa lelah disiang bolong….

Selain itu juga terdapat tempat rekreasi, permandian air panas tetapi pengelolaannya tidak terlalu diperhatikan walaupun sudah dibuatkan kolam renang tapi penjagaannya belum ada. Di hari libur banyak orang yang berkunjung kesana mulai dari anak –anak sampai orang tua. Untuk sampai ke kolam renang kita melewati tangga dan dibawah kolam terdapat sungai yang airnya deras dan jernih serta disekelilingnya terdapat pepohonan yang hijau indah dipandang mata.

Desa ini dikelilingi pula oleh gunung yang berbukit-bukit ditumbuhi pepohonan yang masih alami. Masyarakat setempat tetap menjaga kelestarian hutan dengan tidak menebang pepohonan yang ada di hutan tersebut dan memang tidak boleh karena statusnya adalah hutan lindung. Dalam kawasan hutan lindung terdapat juga sumber mata air dan air terjun dari gunung namun tempatnya sangat jauh dari tempat pemukiman sehingga belum dijamah sama sekali.

Sangat disayangkan ternyata jauh dipedalaman sana terdapat potensi yang luar biasa yang ketika dikelola dengan baik dapat menambah pendapatan. Allah Maha Pemurah menciptakan langit dan bumi beserta isinya untuk hambaNya. Moga gambaran info ini dapat memberikan sentuhan bagi kita semua yang membacanya untuk memberikan perubahan di masa yang akan datang….Amiiin.

Sefrhi-85….

501, 29 Desember 2008



Sahabatku


Untukmu Teman
Mengapa kita ditemukan…

Dan akhirnya kita dipisahkan….
Saat kau mengulurkan tanganmu..
Saat kau tersenyum manis padaku
Saat kau menangis
Saat kau bercanda…
Kau hadir dalam kelompok kecil itu..menghadirkan warna baru
Setelah kurang lebih 4 tahun lamanya kita bersama-sama merajuk ukhuwah, saling memberi petuah dan saling berbagi, membawa diriku kedaerah yang baru, dimana daerah yang tidak pernah kujamah sejak aku menginjakkan kaki dibangku pendidikan. Hal inilah yang membuat diriku sedih dan menangis seakan tidak rela melepaskanmu disaat dirimu meninggalkan kota tempat kita merajut cinta..ya CINTA, sebuah kata yang menggetarkan dan mengantarkan kita ke jalan dakwah dalam jama’ah ini dan insya Allah mengngantarkan kita ke JANNAHNYA..Amiiin.
Begitu banyak kenangan yang terukir, sulit untuk digambarkan apalagi untuk dilupaka . Saat itu di kamar pojok lantai 2 ramsis UNHAS kita ditemukan dalam satu kamar ukuran 3 x 3 meter yang entah apa namanya waktu itu. Aku masih terlalu lugu 4 tahun silam. Aku hanya diajak oleh seorang kakak seniorku yang memberikan banyak perhatian padaku,akhirnya apapun yang dikatakan aku nurut aja. Hal diluar dugaanku ternyata ajakan yang ikut-ikutan itu membawaku dalam dunia yang sangat menyenangkan bagiku dan bagi semua orang yang memahaminya dan wajib memahaminya. Jalan penuh liku , penuh duri, penuh pengorbanan dan Insya Allah jalan untuk mempertemukan kita dengan ridho ALLAH swt. Hal ini memang bukan jaminan tetapi salah satu jalan yang efektif untuk menuju ke sana . Hal ini adalah TARBIYAH ya sekali lagi TARBIYAH yang dibingkai dengan warna-warna menarik, tidak monoton yang akhirnya memberikan rasa empati bagi semua orang yang emahaminya ikut didalamnya.
Saudariku yang nun jauh disana…
Perpisahan adalah keniscayaan, disinilah kita membuktikan nilai tarbiyah yang kita dapatkan selama ini, menguji kesetiaan, kejujuran dan iman kita semua. Mau tidak mau harus kita tempuh dan membuka lembaran baru,(emangnya pengantin) hidup baru dalam menghadapi arus dakwah yang berbeda. Mungkin berat dan sulit melupakan kenangan manis masa lalu, dan berat memang tapi itu bagi orang yang tidak memahaminya.
Saudariku nun jauh disana..
Jarak Makassar - Pulau Bima adalah ribuan kilometer, iya jarak yang tidak dekat tapi hati-hati kita tidak ada jaraknya walaupun kita dipisahkan oleh lautan nan luas. Kalian semua selalu dihatiku dan aku juga selalu dihai anti semua. Oh betapa indahnya islam mempertemukan kita dalam satu aqidah, aqidah islamiyah. Yakinlah suatu kelebihan yang luar biasa tidak dapat dirasakan oleh orang-orang diluar sana..sungguh…
Saudariku…
Akhirnya kuucapkan selamat jalan, selamat berjuang, selamat berjihad until be syahidan fii sabilillah di kota bawang He…he…he..…moga kita diistiqomahkan oleh ALLAH SWT samapai syahid menjemput Amiiiinn
SefRhi….31 Desember 2008

Bundaku

Salam kasih sayang dan rasa ibahku kepadamu yang telah melahirkan aku, menyusuiku, memeliharaku hingga diriku kini. Kau membimbingku dengan penuh kesabaran, mendo’akan aku tanpa aku pinta dan memaafkan aku tanpa kuberlutut dihadapanmu.Tak ada keluhan sidikitpun tampak diwajahmu dan kebencian apalagi rasa dendam terlintas dalam jiwamu untuk melakukan semua itu. Walaupun tak jarang aku rewel, dan berlagak didepanmu tanpa ada rasa bersalah, Maafkan atas segala khilfku Ibu….

Ibu….

Jikalau ada seutas tali yang dapat menyambung seberapa cintamu pada anak-anakmu niscaya dibutuhkan ratusan atau bahkan ribuan meter habis dinbuat nya, jikalau ada sebuah pena yang dapat menuliskan betapa kesabaranmu dalam mengurusi anak-anakmu tentu tak ter bayangkan entah berapa banyak pena yang diperlukan. Jikalau ada sebuah wangi yang dapat menuliskasn keharumanmu menyebar disemua sudut-sudut rumah entah berapa tangkai mawar yang harus dipetik…Sungguh tak terhingga kasihmu ibu.

Semuanya itu tentu tidak dapat kubalas walau semua yang kupunya kubayarkan jasa-jasamu..hanya sebentuk kata sederhana moga membuat ibu semakin BERWIBAWA, seuntai kata yang bersahaja moga makin menyejukkan sejumlah rangkaian 3 huruf yang ringkas namun sarat maknanya :

I : Ikhlas merupakan senjata pamungkasmu dalam segala ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan

B : Beri..beri..dan beri adalah kebiasaanmu yang melampaui apa yang ingin kau dapatkan

U : Utamakan selalu kebahagiaan bersama dengan menanggalkan impian pribadimu

Hari ini, 22 Desember 2008, kuucapkan selamat hari ibu, tidak ada yang bisa menggantikan kedudukanmu karena pada tapak kakimu menyimpan kebahagiaan yang hakiki dan tak tertandingkan : SURGA pada-Mu Rabbi…

Sefrhi..

Kamar 03 pndk 501, 22 Desember 2008

Selasa, 09 Desember 2008

Anak Bangsa ingin Mandiri

Ketika sang fajar menyingsing
ditengah syahduhnya ayam berkokok
kuterbangun dari tidurku yang lelap
kusentuh air wudhu serasah dikutub
kulentangkan sejadah,tempat aku mengadah kepada Sang pencipta

sejenak kumerenung
ketika diri ini meminta
diri ini mengemis
diri ini memohon
namun ....
tak seorang pun peduli
rasa malu merasuki jiwa

Tapi...
kucoba untuk tegar, bertahan,bersabar,
dan hanya satu tekad
bangkitlah untuk mandiri

"Sefrhiarroyan,7 Desember 2008"